Dua Propinsi Memulai Migrasi ke Open Source

Langkah Strategis Penghematan APBD Telah Dimulai. Pemerintah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kementerian Negara Riset dan Teknologi serta Yayasan AirPutih, telah menyepakati untuk memigrasikan komputer-komputer yang dimilikinya ke perangkat lunak open sourse (PLOS).

Proses migrasi ini akan dilaksanakan oleh Yayasan AirPutih bekerjasama dengan Jurusan Teknologi Informatika Universitas Gunadarma, Combine Resource Institution serta Yayasan Penggerak Linux Indonesia dan didukung oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi serta Hivos. Program ini sendiri bertajuk "Sosialisasi Open Source dan Pengembangan Helpdesk Nasional".

"Dalam jangka pendek, tujuan migrasi di dua propinsi ini adalah merumuskan masterplan migrasi open source," kata Imron Fauzi, Program Manager Open Source Yayasan AirPutih. "Dalam jangka panjang, propinsi yang sudah melakukan migrasi open source bisa mengurangi ketergantungan pada perangkat lunak yang mahal dan tertutup." Dalam program ini juga, setidaknya sebuah kantor milik pemerintah, sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal yang bergerak di isu perempuan, sebuah institusi pendidikan serta sebuah kantor usaha kecil dan menengah juga akan dimigrasikan secara total. Migrasi meliputi instalasi perangkat lunak open source, training bagi pengguna dan penyusunan manual atau dokumentasinya.

Migrasi yang dilaksanakan, diawali dengan assesment untuk mengetahui jumlah komputer beserta spesifikasi dan penggunaannya di kantor-kantor pemerintah dalam wilayah sample. Wilayah sample di NAD meliputi Pemerintah Propinsi NAD, Pemerintah Kota Lhokseumawe, Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Sedangkan di DIY meliputi Pemerintah propinsi Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta, dan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Setelah data diperoleh, akan dikembangkan sebuah sistem operasi berbasis open source yang bisa menjawab kebutuhan. Dilengkapi dengan manual dan sistem pendukung lainnya, misalnya repository lokal serta persiapan layanan help desk secara online.

Sebagai langkah pertama, Yayasan AirPutih beserta partner-partnernya akan mengadakan sebuah diskusi di masing-masing propinsi. Diskusi ini bertujuan untuk menggalang masukan dan menyamakan persepsi mengenai open source. Dalam diskusi yang diselenggarakan pada 27 Agustus di NAD serta 4 September di DIY, direncanakan dihadiri oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman dan Gubernur masing-masing propinsi. Diskusi akan berlangsung terbuka dan diikuti oleh para wakil dari masing-masing wilayah yang akan di-migrasi serta elemen-elemen lain dalam bidang IT di setiap wilayah. Misalnya Kantor Pengelola Data Elektronik, Komunitas Pengguna Linux Indonesia dan sebagainya. Dalam diskusi itu, Rapin Murdiardjo dari ICT Watch akan memberikan materi mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual dan Lisensi PLOS. Sedangkan Rusmanto dari Yayasan Penggerak Linux Indonesia akan memaparkan mengenai Nilai Strategis Migrasi ke PLOS dan Standardisasi Dokumen. Diskusi akan ditutup dengan demo instalasi Linux secara mudah dan cermat serta klinik PLOS oleh Onno W. Purbo.

Langkah terakhir dalam rangkaian program yang akan berjalan selama dua tahun ini adalah pengembangan help desk open source nasional. Pengembangan help desk open source nasional, akan menjadi sebuah pusat rujukan semua kebutuhan PLOS. Mulai dari repository, klinik, forum, artikel, manual dan dokumentasi serta online support lainnya. I Made Wiryana, tokoh teknologi informasi Indonesia, menyatakan bahwa help desk nasional merupakan sebuah bagian tak terpisahkan dari strategi jangka panjang implementasi PLOS di Indonesia. I Made Wiryana yang juga Dewan Pengawas Yayasan AirPutih ini menambahkan, bahwa help desk nasional PLOS ini nanti akan dikelola bersama oleh para pelaku PLOS secara kolaboratif.

Keseluruhan rangkaian program ini menganggarkan biaya sebesar 650 juta rupiah, yang bersumber dari Yayasan AirPutih, Hivos serta Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

Sumber Berita
http://www.infolinux.co.id

0 komentar:

Post a Comment